Ulasan Buku In My Own Shoes - Uma Hapsari


 Have the courage to live in your own shoes, so you can be the best version of yourself and give meaningful impact for others. 

Uma Hapsari, Founder of Amazara 


IN MY OWN SHOES -  CERITA TENTANG PERJALANAN MEMBANGUN BISNIS DAN BELAJAR DARI KEGAGALAN

Penulis: Uma Hapsari

Editor: Whindy Yoevestian

Layouter: Syafitri

Penerbit: PT Elex Media Komputindo

Kota Terbit: Jakarta

Jumlah Halaman: xii +137 halaman

ISBN: 9786230048302

Dicetak pertama kali tahun 2020


Template Sejuta Umat

Mereka bilang sukses itu punya penghasilan besar, sehingga punya A, B, C, dan diterima oleh kalangan tertentu yang dipandang sukses juga. At the same time, kita juga ngga boleh luput dari menjadi anak yang membanggakan harapan orang tua, serta jadi istri dan ibu yang sempurna juga. 

Begitulah hidup yang ideal dan seharusnya. Kalau kita nggak seperti itu, maka kita adalah manusia yang gagal dan memalukan. Masalah hati dan kemauan diri sendiri itu nomor dua. Egois dan jahat kalau kita mengedepankan kata hati di atas harapan orang-orang yang kita sayangi. 

Sayangnya, tidak semua orang ternyata bisa ikut template yang sempurna itu. 

Buat apa sukses di mata orang, kalau akhirnya harus depresi. Hidup memenuhi ekspektasi orang lain itu tidak ada habisnya. What we trully want in life, matters. Our heart is important too. 

My mistake told me to create my own story. Because we cannot have real success by copying another people's template of success. Yang paham arti sukses bagi kita, ya kita sendiri. Yang merasakan hasilnya juga kita sendiri. Don't be like me, don't be like them, be YOU.

Karena cuma dengan menjadi diri sendiri, kita bisa jadi the best version of ourselves. Dan pada akhirnya, we can only create a happy and succesful life versi diri kita sendiri, bukan versi 'template sejuta umat'. 

Buku In My Own Shoes karya Uma Hapsari mengisahkan perjalanannya membangun bisnis sepatu Amazara. Perjuangannya dari memulai, membesarkan, gagal; dan bangkit lagi menjadi pelajaran berharga dan motivasi untuk kita berjuang menjadi apapun sukses versi kita. 


Memulai

Pulang ke Indonesia dari kuliah di luar negeri, Kak Uma membantu cabang usaha keluarga Toko Pantes Bantul. Awal tahun 2015, Kak Uma berniat merintis e-commerce yang terinspirasi dari karakter di film The Intern, Jules Ostin namanya. Dari sinilah muncul ide untuk jualan online, dimulai dari produk-produk yang sudah tersedia di Toko Pantes Bantul.

Amazara pada awalnya bukanlah brand sepatu, namun sebagai e-commerce yang menjual beragam brand di dalamnya. Waktu itu seller masih banyak jualan online melalui Instagram. Marketplace seperti Shopee dan Tokopedia juga belum familiar digunakan orang seperti sekarang. 

Dibutuhkan waktu dua bulan untuk mempersiapkan toko online Amazara. Tanggal 2 November 2015, website Amazara.co.id live. Namun, seminggu setelah toko online ini live, mereka belum dapat pembeli. Yang sempat chat untuk nanya-nanya cuma empat orang, itu pun semua berhenti chat setelah membicarakan satu hal : harga. 

Di sinilah pivot point Amazara. Kak Uma memutuskan untuk fokus dari nol membangun brand Amazara.

------

Kak Uma mulai memilih sepatu di Pasar Anyar Bogor, mencari pengrajinnya, menentukan harga, dan learning by doing untuk bisa meningkatkan kualitas produk. 

Kalau punya produk yang perfect dulu baru dijual, seperti kata Reid Hoffman, akan terlambat. Mungkin akan ada "Amazara-Amazara lain" yang muncul lebih duluan, dan Amazara yang ini akan kehilangan momen launching yang tepat. 

Membangun usaha itu sambil jalan. Berikan yang terbaik dari Anda saat ini, meskipun di mata customer produknya masih buruk. Apapun yang kita mampu tawarkan kepada customer merupakan eksperimen yang akan menuntun kita kepada product/market fit, yaitu titik temu antara produk yang kita tawarkan dengan pasar yang tepat.

Dalam merespon komplain, sangat penting untuk berempati pada titik kekesalan customer. Customer butuh solusi bukan sebatas kata maaf. Terlepas dari siapa yang benar, minta maaf adalah langkah pertama untuk meredam emosi customer. Intonasi permintaan maaf harus tegas tapi tetap halus. Setelah itu konfirmasi ulang titik masalah yang menjadi sumber kekecewaan customer, akui bahwa hal itu memang kesalahan kita. 

Customer tidak selalu benar, namun mereka layak untuk selalu menang. Kerendahan hati dan sikap bertanggung jawab kita sebagai seller akan membuat emosi customer perlahan menurun. Setelah reda, segera konfirmasi ulang titik masalahnya, supaya kita bisa menyajikan solusi yang memuaskan. 

------

Tahun-tahun awal Amazara dibangun, hampir semua pertumbuhan customernya terjadi karena faktor promosi dari mulut ke mulut. Ketika brand kita sudah mulai jadi bahan pembicaraan, di situlah terjadi organic marketing, momentum yag paling diarapkan oleh para oengusaha mulai terjadi. Dengan adanya media sosial, pembicaraan mulut ke mulut di dunia nyata bisa teresonansi dan sampai ke dunia maya 

Follower banyak memang seru, tapi follower yang dekat dengan brand kita dan engaged, jauh lebih penting dimiliki, supaya brand kita bisa viral dan terlihat lebih desirable.

 Kalau kita hard selling terus menerus, konten kita akan membosankan dan kesannya jadi jualan banget sehingga orang akan malas untuk memberi komentar atau nge-like post kita.


Membesarkan

Amazara mencoba menggabungkan growth dan profitability. Kalau mau berkembang dengan cepat, maka keinginan mengambil profit untuk kebutuhan pribadi mau tidak mau harus dinomorduakan, karena profit yang didapatkan setiap bulannya akan diputarkan kembali untuk modal percepatan pertumbuhan perusahaan. 

Menurut Kak Uma, alasan website / situs sendiri menjadi hal penting dalam sebuah usaha:

1. Brand harus mengikuti aturan marketplace (misalnya seller dikenakan komisi 7,5% untuk marketplace). Sedangkan di situs resmi Amazara, yang membuat aturan ya tim Amazara sendiri.

2. Atensi potential customer, baik yang didapatkan dari social media atau channel lainnya, diarahkan untuk berpindah ke marketplace, sangat besar kemungkinan customer malah window shopping ke brand kompetitor.

3. Kalau jualan kita laku di marketplace, biasanya penjual hanya diberi alamat pengiriman, namun informasi alamat email tidak diberikan. Tanpa data email customer, pemilik brand akan lost contact, kesulitan menjangkau kembali customeryang sudah pernah kenalan dengan brand kita. Ketika ada promo atau New Collection, untuk sekadar menginformasikan melalui email marketing kepada customer lama saja akan kesulitan.

Dalam tahap membesarkan Amazara, Kak Uma memberikan fasilitas 24/7 untuk layanan customer. Permasalahan yang sering muncul menjadi tidak adanya stok, sehingga perlu mencari alternatif produksi sepatu. Akhirnya Kak Uma mengajak partner membangun Amazara Production House di Jakarta Barat.

Kak Uma juga membahas mengenai branding produk. Tujuannya supaya Amazara tidak mudah dilupakan. Semakin khas sebuah brand, semakin sulit dilupakan. Kuncinya adalah konsisten. 

Proses perekrutan karyawan, berkolaborasi dengan influencer, pemasaran, dan banyak tips lain Kak Uma ceritakan dalam buku ini. Kaya pengalaman, bahasa yang asyik, dan mudah dipahami membuat buku ini sayang untuk dilewatkan. Kalau mau sukses ya pasti ada proses di dalamnya, baik itu hal manis seperti dapat kesempatan mengekspor Amazara ke luar negeri. Pahitnya, Amazara harus menghadapi kebangkrutan. Bukan hal kebetulan atau yang terjadi dengan tiba-tiba. 

Stand in Your Own Feet

Tuhan tidak menutup satu pintu tanpa membukakan pintu yang lainnya, tulis Kak Uma. Kalau dirinya bisa kuat, kegagalan yang bertubi-tubi malah bisa menjadi turning point, saatnya berputar balik. Punya bisnis yang sukses tidak sama dengan punya hidup yang sukses. Begitu pula dengan kegagalan. Hanya karena usaha kita sedang gagal, bukan berarti kita adalah manusia yang gagal. We are more than just our business, our job, our ambition. 

Dengan buku ini, Kak Uma memiliki keinginan berbagi dari dua sisi sebuah koin entrepreneurship, yaitu sisi sukses dan sisi gagal. Menurutku, beliau berhasil menyajikannya dengan baik. Terima kasih Kak Uma, dan pengalamannya :)



Comments

Popular Posts