Chanos chanos, sebuah produk dari masa lalu


Suatu pekan di hari Sabtu. Aku membuka buku penyimpanan sertifikat seminar waktu kuliah. Di antara halaman itu ada gambar bertuliskan "Welcome to Fish Village".  Desa ikan ya :) Di dalamnya ada restoran yang khusus menjual olahan Bandeng dengan nama Chanos chanos. 

Tidak jauh dari restoran itu berjejer kolam-kolam ikan dan juga toko sewa alat pancing. Pengunjung yang datang ke restoran itu bisa memancing ikannya sendiri. Ikan yang ditangkap bisa dibeli atau dikembalikan lagi ke kolam. Hiburan buat keluarga. 

Kenyang setelah makan, mereka bisa mampir ke stand oleh oleh restoran. Sama seperti menu utamanya, oleh oleh yang dijual juga produk yang berasal dari bandeng antara lain bandeng presto, roti bandeng, bandeng sarang, bandeng asap, stik bandeng, dan masih banyak lagi. 

Jadi desa wisata, jauh dari hiruk pikuk kota, pengunjung bisa quality time dengan keluarga.

Aku tersenyum. 

Pikiranmu menentukan tindakanmu. 

Pernah denger quotes apa yang kita pikirkan maka itulah yang kemungkinan besar akan terjadi. Pikiran itu juga doa. 

Pikiran adalah doa yang dicerminkan dalam aksi. Kalau kamu mau jadi pengusaha sukses, maka langkah yang kamu ambil menuju ke sana. Kuliah di jurusan terkait, pilih ekstrakulikuler atau organisasi yang mendukung hobi, ikut lomba lomba pengusaha, dan memikirkan produk apa yang akan dijual sebagai pengusaha. 

Jalan lain ya ga usah kuliah. Masuk SMK jurusan terkait. Lulus SMK, kerja cari modal usaha. 

Banyak kasus juga menjadi pengusaha adalah pilihan terakhir. 


-------------


Di antara malam malam itu, ada yang terkantuk-kantuk mengupas bumbu. Berjaga hingga malam untuk memenuhi pesanan esok harinya. .

Ada yang rela keluar tengah malam mencari daun bambu di pohon atau beli gas karena habis di tengah proses masak. .

Ada telapak tangan yang berdingin ria saat bersihkan ikan beku.

Ada yang tidur di kursi meja makan karena lelah dan juga berjaga untuk matikan kompor kala waktunya sudah matang.

Ada jari yang berpanas panas mengangkat bandeng dari panci, kemudian menunggu hingga dingin. 

Ada yang sabar mengemas bandeng hingga memasarkannya ke warung-warung.

Ada yang mukanya berseri-seri saat bandeng yang dijual habis.

Ya, Mereka Ayah Ibuku selama satu tahun terakhir. 

Orang yang berjuang membangun mimpiku. 

Kata mereka, "Sudah Nak, kamu kerja aja. Usahanya biar kami yang teruskan."

Kalau kerja sendiri, rasanya aku juga ga akan kuat bikin bandeng sendiri, apalagi selama setahun lebih. 

Capek, berat, dan untung juga tidak seberapa. Ibu sering nanya, sebenernya untung ga sih jualan bandengnya? Ya biasanya kita kan dapat uang, trus dipakai buat belanja kebutuhan sehari hari dan juga buat modal lagi. Jadi kayak ngga kerasa gitu. 

Sebenernya ya butuh karyawan. Bayangin aja kamu harus nyari dan beli bahan baku. Ikan 10 kg dibersihkan. Bawang, jahe, kunyit dikupas, lalu diblender. Setelah itu bandengnya ± 50 ekor ikan diolesin bumbu. Waktu pemasakannya 4 jam. Waktu ini bisa dipakai buat beres beres dan tidur. Kalau selesai jam 1 dini hari ya bisa dimatikan kompornya jam 5 pagi. Ikan bandeng sudah matang, diangkat dari panci untuk didinginkan kurang lebih dua jam. Baru di kemas. 

Masih dalam kondisi ngantuk karena kurang tidur semalam, kami antar bandeng-bandeng itu ke warung sayur yang menjadi mitra di sekitaran Bojonggede, dan Cibinong. Lumayan untuk mempercepat perputaran uang masuk. Cocok juga kan ibu-ibu belanja sayur sekalian beli ikan yang udah ready to eat, masaknya simple tinggal goreng. Ada juga sih yang kami jual via reseller dan online tapi hasilnya ga banyak. 

Setiap tiga hari sekali kami kunjungi warung warung tersebut untuk diganti produk yang masih fresh dan bagus. Sekalian kami ambil uangnya juga. Tentu kalau bandengnya habis, itu menjadi sebuah kebahagiaan :)

Sedih kalau bandengnya masih sisa karena produknya udah ga layak jual lagi. Diapain dong produknya? Ya dimakan sendiri kalau masih enak 😂

--------------


Kalau kamu nanya, apakah kamu yakin dengan jualan bandeng ini? 

Yakin

Kamu yakin dengan pekerjaan yang berat udah disebutkan di atas? 

Yakin

Kamu yakin ngga sayang sama kuliah S1 kamu. Buat apa kuliahnya kalau berakhir jadi tukang bandeng? 

- justru aku merasa kurang ilmu karena aku jadi pengusaha yang harus serba bisa. Selain mengerti betul tentang produk yang dijual, kamu harus tau selera konsumen, manajemen, pemasaran, pajak, dan sertifikat pendukung produk yang dijual. 

Butuh ilmu yang terus berkembang. Aku merasa bodoh aja gitu punya produk tapi ngga bisa ngejual. Mau untung dari mana? 

Kalau kamu nge-hire atau rekrut orang, otomatis pendapatanmu juga harus gede dong, biar ga besar pasak daripada tiang. Hehe.... 

Berat kalau harus ngerjain sendiri.

Makanya beruntung banget dapat support dari Ayah Ibu. 

---------

Kadang keraguan datang, terkait kerja sendiri ini. 

Beberapa kali wfh, dan harus kerja sendiri di rumah. Rasanya ga enak. Ga ada temen diskusi. Lokasi kerja kayak itu itu aja. Ruang tamu, kamar. Udah. Padahal itu cuma dua hari. Apalagi kalau setiap hari kamu berada di dapur atau ruang produksi. Membosankan?

Entah.

Innal insana khuliqo haluu'aa, illa musholliin. Manusia itu diciptakan emang suka ngeluh, kecuali orang orang yang sholat. 

Lha, aku sholat kan? Makanya jangan banyak ngeluh. 

Waktu dapat kerja ngeluh sibuk, pengen resign. Giliran usaha di rumah, pengennya kerja kantoran.

Hidup hidup.

Kata Ayah, kamu jangan resign dulu. Belum waktunya.

Pengen juga ikut lomba-lomba atau pelatihan untuk upgrade skill, tapi harus fokus dan bersedia ikut pelatihannya di hari kerja. Seringnya aku ngga bisa ikut. Kalau udah waktu kerja ya fokus kerja aja. 

------

Kita ngga pernah tau di masa depan kita jadi apa. Yang bisa kita lakukan adalah menggunakan anugerah yang Allah kasih untuk melakukan hal terbaik yang kita bisa, sebagai tanda kesyukuran. 

Udah dikasih modal sama Allah, masa nggak dipergunakan dengan baik? 

Mulai dari yang paling dekat, dari yang kita suka, dari yang kita bisa. Fokus. Lakukan lagi, coba lagi hingga akhirnya bisa. 

Kamu ngga bisa bandingin dirimu dengan orang lain. Karena kamu berbeda, dan spesial.


Comments

Popular Posts