Penyebab Hustle Culture (Over Working) Bagi Sebagian Orang




Ini kebudayaan yang sedang saya rasakan, dan saya baru tau istilahnya. Kalian bisa nonton pembahasannya dan subscribe channel  Gita Savitri. 


Hustle Culture yaitu budaya obsesi bekerja keras dan terlihat selalu bekerja keras meskipun di hari libur. 

Memang bukan hal yang dibanggakan jika teman-teman mengalami hustle cultre ini ketika bekerja. Karena setiap yang berlebihan pasti nggak baik. But, we're trying all the best to hold. 

Dalam bukunya Brian Tracy pun, waktu istirahat sangat penting. Bahkan kalau perlu kita benar-benar paksakan untuk mematikan laptop dan tidak membaca email ataupun pesan apapun di media sosial. 
Pengisian kembali energi kita sangatlah penting. Alih-alih pekerjaan kita terbengkalai, begitu kita terisi kembali sepenuhnya secara mental dan fisik, Anda akan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dengan kualitas lebih baik dalam waktu dua atau tiga jam berikutnya dibanding yang mungkin Anda selesaikan sepanjang hari bekerja sementara Anda kelelahan secara mental dan emosional.
Ya, ketika kita memaksa lembur, hasil yang didapatkan pun menjadi kurang maksimal. dan tubuh kita akan meminta haknya di lain waktu. 

Hasil dari diskusi dengan seorang teman, ada beberapa alasan juga kenapa kita harus bekerja keras dan kondisi ini ngga bisa disamakan dengan orang lain:

1. Lingkungan pekerjaan
Sebuah lingkungan kerja yang riuh, punya dinamisasi cepat, dan sekalinya kamu berhenti kerja (santai dikit, sampai kelewat, bahkan sakit), bakalan ketumpuk kerjaan. Dan ini mempengaruhi secara signifikan terhadap pendapatan perusahaan. They need you. 

Berbeda jika pekerjaan lo sebenarnya santai, dan harusnya bisa selesai di hari itu, tapi kamu tunda tunda dan bangga ketika kamu memilih lembur. Entah karena mau dapat duit atau mungkin cari muka atasan? 

Sedih banget sih, kalau kita yang emang lagi berusaha bertahan mencari dinamisasi yang pas untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan baik trus harus terpaksa lembur dan dicap cari muka. Hmm,... oke just forget it.


2. Gaji lo ga sembarangan 
Perusahaan udah ngasih fasilitas terbaiknya buat kamu, tapi kalau hasilnya tidak sesuai target, maka akan menjadi hal yang mengecewakan. 

Ini terkait juga dengan beban kerja. Kalau bebannya over dari yang seharusnya, sehingga, mau ngga mau kamu harus lembur padahal kamu sudah berusaha maksimal buat produktif dengan mengurangi unfaedah gadget, dan menyelesaikan kerjaan tepat waktu. Tapi karena beban kerja kamu memang over, jadi ya nggak selesai. 

Selalu ada hal paling penting untuk dikerjakan kata Brian Tracy.

Keadaan ini diyakini sebagai salah satu bentuk tanggung jawab  sebagai karyawan, karena perusahaan sudah memberikan fasilitas terbaiknya. 

Beda halnya kalau perusahaan tempat kamu kerja itu perhitungan, dan pelit. 


3. Kamu masih belajar
Anggaplah  kamu masih di tahun-tahun pertama bekerja, wajar kalau work life balance kalian terganggu dengan seringnya lembur atau bekerja di akhir pekan dan malam hari untuk mengejar ketertinggalan. Apalagi ini bidang baru buat kamu. Kamu belum menjadi ahlinya, dan harus belajar lagi.

Kenapa tidak memilih pekerjaan di jalur yang lebih lambat?
Kondisi tiap orang berbeda, Ada yang menganggap ini sebagai sebuah tantangan dan kesempatan. Pilihan itu menjadi kecil risikonya karena belum berumah tangga. Anggaplah masih belajar di universitas yang harus rela begadang buat ngerjain laporan praktikum. Kenapa? Kamu belum ahli dan belum ada apa-apanya. 

Maka, ketika kamu nanti sudah mengerti celahnya, sudah mengerti alurnya dengan baik, bekerjalah dengan sewajarnya. Apalagi jika sudah berumah tangga. Kewajiban kalian masih ada lagi di dalam rumah. 

Sangat penting menjaga work life balance. 

 
 

 

Comments

Popular Posts