Review Film- Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)



Ini Film awal tahun 2020 yang tayang di bioskop Indonesia tanggal 2 Januari lalu. Bercerita tentang sebuah keluarga yang tampak bahagia dan baik-baik saja. Ternyata, mereka sama-sama punya rahasia dan trauma hebat di masa lalu. 

Buku ini diadaptasi dari Buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini karya Marchella FP. Quotesnya yang begitu relate dengan kehidupan milenial sekarang ditambah desain grafisnya yang lucu bisa buat kita mikir, introspeksi, dan semangat lagi jalani kehidupan. Tapi film ini tidak bercerita tentang isi buku tersebut. Sama sekali berbeda. Ini adalah cerita baru. 

Film ini menurut saya fenomenal sih. Sang Sutradara, Angga Dwimas Sasongko sampai menulis "Saya gak pernah sebahagia ini sebagai sutradara. Film "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" adalah pencapaian tersendiri untuk saya. Saya janji, waktu temen - temen nanti nonton filmnya di bioskop, saya sajikan cinematic experience terbaik sejak detik pertama."




Dari awal liat trailer ini keliatan bakal keren banget. Pemain-pemainnya ada Rachel Amanda (Awan), Sheila Dara (Aurora), Rio Dewanto (Angkasa), dan Ardhito Pramono (Kale). 

Angkasa, anak laki-laki pertama yang diberi tanggung jawab menjaga kedua adiknya. Jika ia lengah dan terjadi sesuatu dengan mereka, maka Angkasa yang akan dimarahi terlebih dahulu. Bahkan, sampai mereka besar. Konflik terjadi ketika ia sudah sibuk bekerja, punya hubungan spesial, namun tidak ada kemajuan berarti karena terus dibayangi oleh keluarganya. 

Aurora, adik Angkasa. Ia anak perempuan pertama yang mandiri dan berbakat dalam keluarga itu. Kesuksesannya sejak kecil seringkali tidak dianggap bagi ayah, karena ada Awan, adiknya. "Kamu harus ajari Awan, supaya bisa kayak kamu," salah satu komentar ayah saat ia menceritakan prestasi renangnya. Beruntung sang Ibu masih mengapresiasi. Ia pun tumbuh dengan sendirinya, berusaha menjauh dan tidak terikat dengan keluarga dalam hubungan hati. Mereka telah lama kehilangan Aurora. 

dan Awan, pusat keluarga mereka. Sebagai anak peempuan terakhir, ia tumbuh dimanja dan sangat dilindungi kedua orang tuanya. Ayah dan Ibu juga menekankan pada Angkasa untuk selalu menjemput Awan dari sejak sekolah sampai Awan sudah bekerja. Ia jadi merasa tidak bebas dan tidak bisa mengambil keputusan sendiri. karena keputusan sudah dibuat oleh kedua orang tuanya, dan ia hanya jalani saja. Pemberontakan pun terjadi terlebih ketika Kale, hadir dalam kehidupan Awan. 

Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu. Sekalipun Angkasa, ia tidak mengerti kedua orangtuanya. Mengapa mereka memilih diam dan merasa bahwa mereka baik-baik saja. Mengapa terus disembunyikan?



Trauma masa lalu

Hati Ayah hancur saat tahu bayi kembarnya harus ia ikhlaskan. Hanya satu yang selamat, bayi perempuan. Ayah yang tidak ingin keluarganya merasa sedih, memilih menyembunyikan hal tersebut dari keluarganya. Sang Ibu tahu dan memilih menyimpannya sendiri. 

Sementara Angkasa, ia tahu akan punya dua adik baru. Satu laki-laki dan satu perempuan. Tapi ia tidak pernah diberi penjelasan, kenapa adik laki-lakinya tidak pernah muncul. 

Begitulah, mereka tumbuh dan besar dengan bahagia tampaknya.

Kehilangan anak bagi orang tua membuat Ayah dan Ibu lebih protektif kepada Awan. Ditambah beberapa peristiwa kecelakaan yang menimpa Awan beberapa kali. Mereka tidak sanggup untuk kehilangan lagi. 

Mereka belajar menerima bahagia, juga kesedihan yang ada. Mereka juga butuh gagal untuk tahu bagaimana kesuksesan itu berharga. Namanya juga manusia. Kita pernah merasa patah, tumbuh, hilang, dan berganti.  

Tak baik juga memberi beban terlalu besar kepada anak. Padahal kewajiban menjaga anak mereka, juga ada pada kedua orang tuanya. Angkasa, anak pertama juga butuh belajar membangun keluarganya sendiri nanti. Tidak terus dibayangi keluarga. Secukupnya.



Aku nonton ini bersama keluarga, yang kebetulan udah pada gede-gede. Secara keseluruhan film ini bagus dan dalem banget. Pecahlah pokoknya. Soundtrack dari Hindia dan Ardhito juga oke. Tapi, ada momen yang harusnya disensor sih menurutku, adegan antara Awan dan Kale. Barangkali sang sutradara ingi memberi klimaks bahwa ini lho Awan menjadi sepemberontak ini dan membuat ia sadar bahwa ia gak boleh lari. Alih-alih menyelesaikan malah membuat masalah baru. Titik balik seorang Awan. 

Bagaimana menurutmu? Kabarnya film ini akan ditayangkan lagi tanggal 23 Mei 2020 di Netflix. Stay safe ya kalian :) 




 


Comments

Popular Posts