Review Buku Dalam Dekapan Ukhuwah, Salim A. Fillah



Buku ini adalah renungan-renungan sederhana tentang bagaimana membangkitkan kembali kekuatan ummat yang hari ini terserak-serak bagai buih tak berarti. Tentu saja tak hendak muluk, semua ikhtiar dimulai dari dalam diri kita. Di sini, kita menginsyafi bahwa iman berbanding lurus dengan kualitas hubungan yang kita jalin pada sesama. Juga, bahwa tiap hubungan yang tidak didasari iman akan jadi sia-sia. Dan baik iman maupun ukhuwah, memerlukan upaya untuk meneguhkan dan menyuburkannya.
 
Buku Dalam Dekapan Ukhuwah

Penulis : Salim A. Fillah
Editor : Yusuf Maulana
Penerbit : Pro-U Media
Kota Terbit : Yogyakarta
Jumlah Halaman : 472 hlm
ISBN : 978-979-1273-66-4
Dicetak pertama kali tahun 2010


"Dan Allah yang mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpunkan hati mereka. Tetapi Allah-lah yang telah menyatupadukan mereka..." QS Al-Anfal : 63

Kalian pernah ngerasa bingung ngadepin teman, atau saudara yang kita kenal? Bingung kenapa tiba-tiba dia bisa bersikap 'tidak seperti biasa' dengan kita. Dia menjauh, mendiamkan, marah, dan menjadi 'nyebelin'. Tiba-tiba kamu ngerasa sendiri dan merasa bingung mau melakukan apa. Dalam buku ini, dibahas tentang kisah-kisah persahabatan yang dikaitkan iman, diambil dari sosok para Nabi, sahabat, dan sekitar kita. 

Orang-orang yang terhubung ke langit, adalah orang-orang yang menanggung beban untuk membawa manusia ke jalan cahaya. Mereka menjadi manusia-manusia dengan ketahanan menakjubkan menghadapi kebengalan sesama titah. Mereka menjadi orang-orang yang paling teguh hati, paling lapang dada, paling sabar, paling lembut, paling santun, paling ramah, dan paling ringan tangan. Keterhubungan dengan langit itu yang mempertahankan mereka di atas garis edar kebajikan, sebagai bukti bahwa merekalah wakil sah dari kebenaran. 

Segalanya adalah cermin

Semua orang yang ada dalam hidup kita masing-masingnya, bahkan yang paling menyakiti kita diminta untuk ada di sana agar cahaya kita dapat menerangi jalan mereka, Salim A Fillah
Jika Anda membenci seseorang. Anda sebenarnya membenci sesuatu dalam dirinya yang merupakan bagian dari diri Anda. Apa yang bukan merupakan bagian dari diri Anda sendiri sama sekali takkan menganggu Anda, Herman Hesse

Saat kita menemukan aib pada kawan perjalanan, itu sungguh sama artinya dengan menemukan aib kita. Dalam dekapan ukhuwah, setiap saudara adalah tempat kita bercermin untuk  melihat bayang-bayang kita. Adakah retak di sana? Kita tahu bahwa yang harus dibenahi adalah diri kita yang sedang mengaca, pribadi kita yang sedang bercermin padanya.

Iman yang Tak Sendiri
Sebagaimana kemampuan memimpin, kekuatan untuk menjalin hubungan adalah kecenderungan, sekaligus pembelajaran. 
Buat teman-teman yang merasa gelisah akan tanggung jawab memegang amanah, mari kita belajar dari kisah Abu Dzar. Di sini ditulis pula bahwa menjadi pemimpin berarti harus memiliki kelapangan dada. Menjadi pemimpin menuntut kemampuan untuk tak sekedar mengatakan yang benar, melainkan juga memilih saat yang tepat, cara yang jitu, dan kalimat yang mengena. Iman Abu Dzar sekokoh gunung, lisannya lurus tak bercela. Tetapi, dengan itu dia bukanlah orang yang ahli memimpin dan terampil menjaga hubungan dengan sesama. 

Orang mulia bukanlah dia yang tak memiliki cela. Orang mulia adalah mereka yang aibnya bisa dihitung. Imam Ibnu Hajar Al-Atsqolani

Paku dan Palu
Jika satu-satunya hal yang kau miliki adalah palu, kau akan cenderung melihat segala hal sebagai paku. Abraham H. Maslow
Ada beberapa ciri dari orang yang hanya memiliki palu, dan menganggap hal sebagai paku:
1. Mereka seringkali bertindak sebelum mengetahui gambaran persoala dengan utuh sehingga mereka salah waktu dan salah cara dalam merespons sesuatu. 
2. Seringkali mereka adalah orang yang suka mengungkit masa lalu
3. Pemilik paku suka memperburuk keadaan dengan memberikan reaksi berlebihan
4. Pemilik palu selalau beranggapan bahwa situasi jauh lebih penting daripada hubungan

Dalam dekapan ukhuwah, merasa diri paling baik adalah tanah paling gersang dan lahan paling tandus bagi pohon iman. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap rendah orang lain. 
Karena setiap orang hanya memberikan apa yang dia punya
Rasulullah bersabda, "Orang mukmin itu, mudah akrab dan gampang didekati. Tidak ada kebaikan pada orang yang tak mudah dekat dan sulit diakrabi." Al-Haitsami meriwayatkan hadits ini dalam Majma'uz Zawaaid X/273-274 dan Al-Albani menshahihkannya dalam Silsilatu Al-Haadits Ash-Shaihah I/425. 


Berkharisma

Apa sebenarnya kharisma? 
1. Menjadi benar-benar tertarik pada orang lain
2. Dia yang dermawan
3. Berjuang keras menghafal nama-nama
4. Mereka yang mampu bicara dalam kaitan dengan minat orang lain. Mereka juga pandai membuat orang merasa penting. 

Bencilah kesalahannya, tapi jangan kau benci orangnya

Akuilah kesalahanmu, dan maafkanlah saudaramu yang bersalah

Sesungguhnya, lubang jarum takkan terlalu sempit bagi dua orang yang saling mencintai. Adapun bumi, takkan cukup luas bagi dua orang yang saling membenci.
-Al-Khalil ibn Ahmad
 
Kisah Tentang Luka

Menghadapi orang sulit selalu merupakan masalah terutama jika orang sulit itu adalah diri kita sendiri. Jika kita merasa bahwa semua orang memiliki masalah dengan kita, tidakkah kita curga bahwa diri kita inilah masalahnya?
Dalam dekapan ukhuwah mari sembuhkan luka-luka kita. Apalagi jika kita merasa terluka oleh orang-orang shalih dan para insan beriman. Karena luka itu bisa memicu kebencian kita pada iman dan keshalian. Seperti yang terjadi pada Abdullah ibn Ubay. dan orang-orang munafik. Maka jangan pernah lupakan doa yang diajarkan Allah pada kita,
"Dan janganlah Engkau jadikan rasa ghill di hati kami kepada orang-orang beriman, wahai Rabb kami. Sesungguhnya Engkau Maha Lembut lagi Maha Penyayang." Al-Hasyr : 10

Keterhijaban dan Baik Sangka
Ada banyak hal yang tak pernah kita minta tapi Allah tiada alpa menyediakannya untuk kita, seperti nafas sejuk, air segar, hangat mentari, dan kicau burung yang mendamai hati. Jika demikian, atas doa-doa yang kita panjatkan, bersiaplah untuk diijabah lebih dari apa yang kita mohonkan. 

"Kami tak tahu, ini rahmat atau musibah. Tapi kami berprasangka baik kepada Allah," ujar mereka.

Mempercayai yang terbaik dalam diri seseorang akan menarik keluar yang terbaik dari mereka. 
Mengenai baik sangka, ada doa yang diajarkan Abu Bakar, lelaki yang penuh baik sangka terhadap diri dan sesamanya. "Ya Allah, jadikan aku lebih baik daripada semua yang mereka sangka, dan ampuni aku atas aib-aib yang tak mereka tahu."

Dalam dekapan ukhuwah kita tersambung bukan untuk saling terikat membebani, melainkan untuk saling tersenyum memahami dan saling mengerti dengan kelembutan nurani.



Comments

Popular Posts