Mengatasi Ketakutan Hidup

Orang yang harus kamu kalahkan adalah dirimu sendiri

Setiap orang mempunyai ketakutannya masing-masing. Menjadi berani menjalani hidup merupakan momok ketika seseorang menemui kesulitan-kesulitan di setiap fase pertumbuhannya. Entah itu di tangga kenaikan kelas, ketika masuk pesantren dan harus jauh dari orang tua, menjalani kuliah dengan segala tugasnya, belajar berinteraksi dengan orang lain, dan menahan ego demi orang yang kita sayang.




Dulu, hal yang paling aku sebel adalah harus memahami orang lain karena aku kurang peka. Misalnya tidak mengerti mengapa mereka marah, atau kesal karena merasa diri kita tidak dipahami dengan baik. Dalam hati berkata, "Kamu ngga tau apa yang kupikirkan." atau "Kamu hanya sok tau." Akhirnya poros itu hanya berkutat pada satu kata, aku. Semua oranglah yang harus memahamiku.

Setelah Allah memberikan pendidikannya langsung bagaimana memahami orang lain, lewat teman-teman asrama, dan menjadi musyrifah kamar, kekhawatiranku berubah menjadi menyalahkan diri sendiri. Aku merasa buruk untuk orang lain.

Oke Nak, itu berat. Padahal ketakutan dan prasangka itu hanya ada di dalam pikiran kta. Jika dijalani, ternyata tidak seburuk itu.

Fashbir Shobron Jamiilaa

Maka, bersabarlah dengan sabar yang baik.

Akhirnya aku berhasil lulus SD, melewati 6 tahun di pesantren, dan lulus sebagai salah satu mahasiswa terbaik. Masa-masa sulit itu berubah menjadi kenangan yang jika diingat membuat kita tersenyum.

Kini, di stepku berikutnya menjadi seorang manusia beriman adalah menjalani kehidupan pasca kampus dengan sebaik-baiknya. Mengalahkan diri sendiri dari rasa malas, dan pemikiran yang menjatuhkan.

Seperti :

1. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain
Kalau kita merasa lebih hebat dari orang lain, kita menjadi sombong. Kalau merasa lebih rendah, jadinya minder. Padahal semua orang punya bidangnya masing-masing. Fokuslah dan berikan yang terbaik untuk orang lain. Semoga manfaatnya pun bisa kamu rasakan dan menjadi salah satu sumber kebahagiaan diri sendiri maupun orang lain.

2. Tidak mempercayai seorang pun
Ini akan membuatmu sulit maju ke depan. Kepercayaan memang hal rapuh, mudah rusak, dan susah didapatkan kembali. Jika kamu tidak mempercayai siapapun, bisa jadi kamu tidak mempercayai diri sendiri.

3. Mengkhawatirkan apa yang orang lain pikirkan
Selama kamu melakukan hal baik karena Allah, tidak perlu khawatir. Itu hanya pikiranmu yang membuatmu mundur. Kamu berhak bahagia, dan sukses.

4. Terlalu memikirkan persoalan membuat kewalahan
Masalah itu ada karena kita yang membuat hal itu menjadi masalah. Hati-hati, nanti kita bisa kewalahan sendiri. Birkanlah sesuatu berjalan dengan apa adanya tanpa perlu kita pikirkan terus menerus.

5. Tidak percaya pada diri sendiri
Keraguan akan membunuh lebih banyak mimpi dibandingkan dengan kegagalan. Tidak percaya diri dapat membuat seseorang kehilangan arah dalam bertindak, dan membuat keadaan menjadi lebih susah dibandingkan dengan kenyataan yang ada.

Mengatasi ketakutanmu, kuncinya dengan keluar dari zona nyaman. Shafira Diar, salah seorang temanku bercerita dalam akun instagramnya bahwa salah satu ketakutannya adalah berbicara di depan umum. Suatu ketika, temannya memintanya untuk menjadi MC. Dia coba dan akhirnya bisa meskipun masih belepotan. Tapi... dia menyadari bahwa berbicara di depan itu nggak seseram yang dia bayangkan. Senang, karena bisa melawan rasa takut bertahun-tahun yang bersangkar di dalam dirinya.



Hidup itu sederhana, kata seorang teman, Fathimah Shabrina. Yang membuatnya rumit adalah keinginan kita yang terlalu beragam, harapan kita yang terlalu melambung, ego yang kita biarkan mengambil alih, dosa yang tidak takut kita lakukan, kecemasan yang terlalu berlebihan, dan rasa jumawa kita saat seolah-olah tahu apa yang akan terjadi, yang kemudian membuat takut sendiri.

Ayahku pernah berkata, jangan pernah berhenti 'thawaf', di mana kita harus terus berjuang dan lihat peluang yang ada.

Jika berbicara takut dalam perspektif iman, takutlah pada azab Allah di akhirat nanti seperti yang dijelaskan Allah di surat Al-Isra ayat 57. Jadi, takut adalah perasaan yang wajar manusia miliki, bahkan harus, sebagai salah satu wujud keimanan kita kepada Allah SWT. Cukup percaya dan berharap pada-Nya, sebaik-baik sandaran atas hal-hal yang tidak mampu kita atasi. Di sinilah letaknya tawakal dan berharap yang terbaik setelah usaha dijalankan.

Berpikir positif membuatmu melakukan hal lebih baik dibandingkan dengan berpikir negatif. Ingatlah, Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya.

"Sesungguhnya merka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami." (Al-Anbiya' : 90)


Comments

Popular Posts