Belajar dari kesalahan Abu Sufyan- Tafsir Surat Al-Ma'un
Narasumber: Ust. Wahid Ramadhan
Surat Al-Ma'un diturunkan di Mekkah. Pendapat kebanyakan ulama mengatakan surat Makkiyah, karena diturunkan sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
Kalo madaniyah, surat yang diturunkan setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
Mengenai hal ini, ada yang ulama yang berpendapat bahwa ayat 4-7 Surat Al-Ma'un disebut Madaniyah karena berbicara tentang lalai terhadap shalat. Hal ini disebabkan benih kemunafikan baru muncul setelah fase dakwah di Madinah.
Namun meskipun demikian, status Surat Al-Ma'un tetap Makkiyah.
Di antara sebab diturunkannya surat Al-Ma'un ini adalah kisah Abu Sufyan. Pada zaman jahiliyah, beliau adalah orang yang kaya raya punya hobi menyembelih unta untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang kaya untuk menaikan citra dan nama baiknya. Dan juga mengharap kebaikan dari orang-orang kaya tersebut.
Suatu ketika ada anak yatim yang datang pada Abu Sufyan meminta daging unta tersebut, namun dihardik oleh Abu Sufyan.
Surat Al-Ma'un
Ayat ke 1: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
pertanyaan untuk menjelaskan
Addin bisa berarti agama bisa berarti hari pembalasan
Ayat ke 2:
orang yang mendustakan agama yang pertama adalah orang yg menghardik anak yatim. Definisi Anak yatim menurut jumhur ulama adalah anak yang meninggal Bapaknya sebelum baligh.
Usia baligh wanita ditandai dengan menstruasi. Usia baligh laki-laki ditandai dengan mim basah. Apabila telah mencapai usia 15 tahun belum ada menstruasi atau mimpi basah, maka sudah dianggap baligh.
Jika ingin mencari pahala besar, misalnya antara umroh atau haji berkali-kali dengan membantu anak yatim. Pilih mana? Lebih utama membantu anak yatim.
Ayat ke 3
Orang yang mendustakan agama hari kiamat yang ke dua: tidak memberi makan/pelit sama orang miskin.
Rasulullah selama hidupnya memberi contoh untuk tidak mengumpulkan harta. Lebih baik dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Rumahnya pun juga sederhana.
Di antara tanda kualitas iman semakin baik, dia akan lebih dermawan apalagi kepada tetangga yang terlihat jelas fakir miskin.
Ayat ke 4-5
Orang yang mendustakan agama hari kiamat yang ke tiga: orang yang lalai terhadap shalatnya.
Bukan dia lupa di dalam shalat. Karena lupa di dalam sholat tidak dicela karena ada kaidah fikihnya, dengan dia melakukan sujud syahwi.
Kita bicara mengenai lalai dalam shalat. Menurut pendapat Ibnu Abbas:
1. Dia sebelumnya shalat, kemudian dia meninggalkan shalat
2. Dia sebelumnya menjaga shalat, kemudian lalai meremehkan shalat, sehingga shalat di luar waktu (misal shalat asar dirapel di waktu maghrib).
3. Dia sebelumnya menjaga shalat, namun menjalankannya ketika akhir waktu - last minute (disebutkan bahwa ini merupakan shalatnya orang munafik).
4. Orang dulu konitmen menjaga shalat, namun di kemudian hari shalatnya kehilangan khusyuk, sering tergesa gesa dan kehilangan rukun shalatnya.
Maka kita mengusahakan shalat di awal waktu.
Ayat ke 6:
Orang yang mendustakan agama ke empat: sering beramal tapi dilandasi dengan riya'. Misalnya kalo sendirian ga shalat, tapi klo dilihat orang shalat.
Yang paling tahu kondisi seseorang adalah dirinya dengan Allah. Jadi jangan menjustice seseorang riya'.
Bahaya riya'
Siapa saja mereka?
1. Orang yang menghafal Al-Qur'an tapi niatnya untuk sekedar mendapat julukan hafidz
2. Orang yang bersedekah untuk mendapat pujian dan dilihat manusia
3. Orang yang mendapat haji tapi diniatkan untuk mendapat gelar Pak Haji.
4. Orang yang berjihad di jalan Allah, bahkan syahid hanya untuk malu kalau ga berangkat perang.
Orang yang tidak mau beramal karena takut riya itu adalah riya sesungguhnya.
Sedangkan orang yang beramal untuk karena manusia, adalah bentuk kesyirikan.
Mari pasang niat dengan baik hanya mengharap *ridha Allah*. Dipuji tidak terbang, dikritik tidak tumbang.
Orang yang mendustakan agama hari kiamat yang ke lima: enggan membantu orang lain.
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, dan terhindar dari sifat mendustakan agama seperti disebutkan dalam Surat Al-Ma'un. Aamiin
Comments
Post a Comment